Tetapi ketika Yue mengikuti ujian kekaisaran, dia gagal menjadi seorang sarjana.
Beberapa tahun kemudian, Xia Pingzi meninggal karena penyakit menular. Oleh karena keluarganya sangat miskin, maka Yue Yunhe membayar semua biaya penguburannya supaya Xia dapat dikubur dengan baik. Xia juga meninggalkan seorang istri dan seorang anak. Yue kemudian membawa mereka ke rumahnya dan membiayai mereka. Tapi, oleh karena dia sudah memiliki keluarga sendiri, ia merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Sulit!" Desahnya. "Jika seorang pria cerdik seperti Xia tidak bisa membuat keberhasilan untuk dirinya sendiri, apa yang bisa saya harapkan? Jika saya terus belajar seperti ini, saya akan berakhir mati seperti anjing di selokan. Aku harus mencoba sesuatu yang lain. "
Dia kemudian tidak melanjutkan sekolahnya dan memulai untuk berdagang. Dalam setengah tahun, dia berhasil dalam berdagang sehingga mempunyai uang yang lebih banyak daripada sebelumnya.
Ketika dalam perjalanan bisnisnya, Yue Yunhe tinggal di sebuah penginapan di Nanjing. Ketika itu ia bertemu dengan seorang pria yang besar tinggi, berotot tapi tampak sedang tertekan.
"Apakah Anda ingin sesuatu untuk dimakan?" Tanya Yue.
Pria itu tidak menjawab. Kemudian Yue memberikan beberapa makanan kepadanya. Pria itu meraih makanan dan memakannya dalam waktu singkat. Yue memesan makanan lebih banyak lagi dan memberikan untuknya, dalam sekejap makanan itu habis dimakannya. Kemudian Yue meminta pada pemilik penginapan untuk membawa keseluruhan makanan yang ada. Pria itu tampaknya merasa kekenyangan setelah melahap makanan yang sebenarnya cukup untuk beberapa orang.
"Terima kasih banyak," katanya kepada Yue. "Ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun, saya dapat makan dengan kenyang."
"Saya melihat Anda adalah orang baik. Mengapa kau begitu putus asa? "
"Ini adalah hukuman dari Tuhan," kata pria itu. "Tapi aku tidak bisa bicara tentang hal itu."
Yue kemudian bertanya di mana rumahnya.
"Aku tak punya rumah. Siang hari aku berkelana. Pada malam hari aku tidur di bawah tembok kota. "
Ketika Yue berkemas dan mau melanjutkan perjalanannya, orang asing itu mengikutinya seolah-olah dia tidak mau berpisah dengan Yue.
"Kenapa kau mengikutiku?" Tanya Yue.
"Kau akan berada dalam bahaya besar. Saya ingin membantu Anda."
Walaupun hal ini terdengar aneh, tapi Yue kemudian mengizinkan pria itu untuk menemaninya. Ketika Yue mengundangnya untuk menemaninya makan, pria itu menolak dan mengatakan bahwa ia hanya membutuhkan makanan dalam setahun sekali.
Keesokan harinya mereka menyeberangi sungai dengan perahu. Di tengah perjalanan turun badai sehingga perahu yang mereka tumpangi terbalik. Yue dan orang itu terjatuh ke dalam air. Ketika badai telah berlalu, pria itu muncul dari air dengan membawa Yue di punggungnya. Lalu dia menaikkan Yue di perahu lain dan dia terjun ke sungai lagi. Beberapa saat kemudian, ia muncul kembali dengan membawa perahu mereka yang tenggelam tadi.
Lalu dia menempatkan Yue di dalamnya dan melompat ke dalam air lagi. Kali ini ia membawa beberapa barang Yue yang hilang. Setelah melemparkan barang itu ke perahu, dia mencebur ke dalam air lagi dan melakukannya berulangkali sampai semuanya diselamatkan. Yue berterima kasih kepadanya dan percaya bahwa pria itu adalah seorang Dewa.
Setelah Yue sudah siap untuk kembali berlayar pulang, pria itu ingin pergi meninggalkannya. Tapi Yue bersikeras bahwa dia hanya ingin bepergian dengan dia, akhirnya pria itu setuju.
"Kau melakukannya dengan sangat baik," kata Yue kepadanya. "Saya sudah segar kembali dan barang-barang saya juga sudah kembali semuanya. Saya hanya kehilangan sebuah jepitan rambut emas."
Tanpa berkata apa-apa, pria itu kembali melompat ke dalam air. Ketika ia keluar dari air, ia telah memegang sebuah jepitan rambut emas dengan senyum di wajahnya.
"Saya senang telah menemukan itu," katanya ke Yue. Yue dan orang lain yang melihatnya terheran-heran.
Setelah mereka sampai di desanya, Yue membawa teman barunya itu ke rumahnya. Temannya itu hanya akan makan setiap sepuluh hari sekali, tapi nafsu makannya sangat besar. Suatu hari dia berbicara pada Yue untuk pergi. Tetapi Yue memohon padanya untuk tetap tinggal bersamanya. Pada waktu itu awan berkumpul di langit yang menandakan hujan akan turun. Tak lama kemudian datang suara guntur yang keras.
"Aku ingin tahu eperti apa di atas awan-awan itu," gumam Yue. "Aku ingin tahu guntur itu seperti apa."
Pria itu tertawa. "Saya yakin Anda ingin berjalan-jalan di awan?"
"Tentu sekali", jawab Yue
Ketika Yue merasa dirinya sangat mengantuk, dia berbaring dan tidur di sofa. Ketika ia terbangun, ia menemukan dirinya berjalan-jalan di udara yang diselimuti oleh bulu seperti awan. Ia melompat di atas awan dan merasakan kelembutan di bawah kakinya. Dia juga merasa pusing, seolah-olah ia sedang berdiri di perahu yang bergoyang. Ketika dia melihat ke atas, dia melihat ada sebuah bintang tepat di depannya. "Apakah Aku hanya bermimpi."
Di sekelilingnya, ia melihat banyak bintang yang besar dan kecil yang bertabur di langit seperti biji teratai dalam cangkir bunga lotus. Dia mencoba untuk meraih mereka dengan tangannya. Bintang yang besar tertanam dengan kuat, sementara yang lebih kecil bergetar. Dia lalu memetik bintang yang kecil dan menyembunyikannya di lengan bajunya. Kemudian ia membelah awan dan melihat ke bawah. Di bawahnya terlihat lautan luas juga awan yang berkilauan seperti perak. Kota yang muncul tidak lebih besar dari kacang-kacangan.
"Apa yang akan terjadi jika saya kehilangan pijakan?" Pikirnya. Tepat pada saat itu, ia melihat dua ekor naga datang ke arahnya dengan membawa kereta dibelakangnya, ekor mereka berayun seperti cambukan kawanan sapi. Di kereta itu ada wadah yang sangat besar. Di sekitarnya ada puluhan pria yang sibuk mencelupkan air dan menaburkannya di awan. Mereka terkejut melihat Yue berada disitu. Kemudian Yue pun mengakui sebagai teman pria supranatural itu.
"Ini adalah teman saya." Pria itu memperkenalkan Yue kepada mereka.
Lalu ia memberi Yue sendok untuk memercikkan air. Ada sebuah rencana yang parah tahun itu. Yue menyingkirkan awan dan meraup air keluar sebanyak yang dia bisa ke arah dimana desanya terletak.
Beberapa saat kemudian pria itu datang. "Aku adalah Dewa petir," katanya ke Yue. "Aku baru saja datang kembali dari pengasingan selama tiga tahun di bumi. Saya dihukum karena saya telah mengabaikan untuk mengirim hujan turun. Sekarang saya telah kembali untuk melaksanakan tugas saya. Saya kemari untuk mengucapkan selamat tinggal."
Kemudian dia mengambil sebuah tali panjang yang sebenarnya adalah tali kendali pada kereta naga. Dia memberikan ujung tali ke Yue, ia mengatakan kepadanya untuk berpegang teguh sehingga ia tak dikecewakan. Yue merasa takut, tapi semua orang menyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Lalu Yue pun meluncur dengan menuruni tali itu. Dalam sekejap mata, ia sudah mendapati dirinya berdiri di tanah dekat desanya. Setelah itu tali ditarik kembali ke awan dan segera menghilang dari pandangannya. Oleh karena musim kemarau yang sangat panjang di wilayah itu, maka ketika hujan turun di desa Yue semua selokan dan saluran air dipenuhi dengan air.
Ketika Yue telah kembali ke rumah, dia mengambil bintang itu. Tapi bintang itu tampak gelap dan kusam seperti batu. Ketika malam hari, bintang itu bersinar begitu terang sehingga seluruh ruangan menjadi terang benderang. Bintang itu seperti batu. Dia kemudian menyimpannya dan hanya akan membawanya keluar ketika ada tamu yang datang berkunjung. Ribuan sinar bintang yang menyilaukan itu akan membuat semua orang merasa kagum melihatnya.
Suatu malam, istri Yue sedang menyisir rambutnya dengan batu yang tergeletak di depan meja riasnya. Tiba-tiba batu itu mulai meredup dan berkedip seperti kunang-kunang. Dia begitu terkejut ketika mulutnya terbuka. Tiba-tiba batu itu terbang ke mulutnya. Dia mencoba untuk batuk agar batu itu bisa keluar, tapi batu itu berlari ke tenggorokannya. Dengan panik, dia pun pergi bergegas untuk memberitahu suaminya.
Yue kemudian tertegun. Malam itu ketika tidur, ia bermimpi di mana temannya Xia mengunjunginya. "Bintang Leo itu adalah saya," kata Xia. "Saya tidak pernah melupakan kebaikan Anda. Sekarang Anda telah membawa saya kembali dari langit, jelas kita akan merajut bersama dalam nasib. Saya ingin membayar utang saya dan bersyukur dengan menjadi anakmu."
Yue merasa sangat gembira, karena dia sudah berusia tiga puluh tahun tapi belum mempunyai anak. Tak lama setelah mimpinya itu, istrinya pun hamil. Pada hari ketiika ia melahirkan seorang anak laki-laki, seluruh ruangan memancarkan cahaya cemerlang seperti bintang yang telah di telannya.
Anak itu kemudian diberi nama bintang kecil, seorang anak yang cerdik dan menawan. Anak itu lulus ujian kekaisaran tertinggi ketika usianya enam belas tahun. [Lili Ng / Ternate]
EMAIL KAMI
Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com