KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 19 Agustus 2012

PAK TUA PENJUAL TANAH

Dahulu kala, ada suatu tempat yang berjarak kira-kira dua sampai tiga kilometer arah barat daya dari desa kami. Tempat itu adalah sebuah dusun yang bernama dusun marga Gao. Para pria dalam dusun itu bekerja bercocok tanam sedangkan yang perempuan bertenun. Hidup mereka tentram dan makmur.

Suatu hari, dusun itu kedatangan seorang pak tua yang berpakaian compang-camping. Dia menggunakan dua keranjang bambu yang diisi dengan tanah dan dipikulnya disepanjang jalan untuk dijual. Akan tetapi tidak ada orang yang menanyakan dagangannya.

Orang tua itu melihat tidak ada siapapun yang mau membeli tanah, dia lalu berkata kepada penduduk dusun, "Dirumah saya ada seorang ibu renta yang harus saya hidupi, sudah kehabisan beras untuk beberapa hari. Saya juga tidak memiliki barang untuk dijual, maka terpaksa memikul tanah ini ditukar dengan uang untuk menghidupi ibu saya."

Penduduk dusun tidak pernah mendengar hal yang sedemikian aneh, menjual tanah untuk ditukar dengan uang.

Mereka semua tertawa, lalu ada seseorang menyeletuk, "Pak tua, apa istimewanya tanah ini? Bukankah ini ada dimana-mana, siapakah yang mau membeli?"

Pak tua itu menjawab, "Benda ini kelihatannya biasa, tapi benda ini memuat De (baca te, = berkah, pahala) yang besar. Dia bisa menolong manusia disaat menghadapi bencana besar.

Mohon kepada siapa yang berhati baik kasihanilah ibu saya yang ada dirumah, belilah sepikul tanah ini!"
Pak tua ini baru selesai berbicara, ada orang lain berkata, "Tanah bisa menolong orang? Siapa yang percaya?Pak tua jangan-jangan Anda ingin menipu kami?"Perkataan tersebut menyebabkan mereka semua tertawa lagi. 

Melihat tidak ada orang yang mau membeli tanah Pak Tua itu menghela nafas dan berkata, "Saya orang tua berjalan menelusuri jalan dan lorong, menjual tanah mengantarkan HUO (= hidup). Sudah puluhan hari, sayang sekali tidak ada orang yang mau membeli. Kasihan sekali kepada ibu renta saya itu dia harus menahan lapar lagi."

Saat itu ada seorang berusia lanjut bermarga Gao yang jujur dan baik hati, merasa kasihan dengan keadaan Pak tua. Dalam hatinya timbul perasaan iba, dia berkata kepada Pak tua itu, "Pak tua, tanahmu itu saya beli, saya beri  Anda 300 keping. Tolong tuangkan tanah itu dihalaman rumah saya dan bergegaslah pulang,agar ibumu dirumah tidak menjadi khawatir."
Semua orang yang melihat menertawakan orang yang berusia lanjut itu dan mereka segera membubarkan diri.

Saat itu hari sudah malam, pak tua penjual tanah menebarkan tanah itu disekeliling rumah orang yang bermarga Gao. Setelah selesai dia berkata dengan pembeli bermarga Gao itu, "HUO (= hidup) sudah saya berikan kepadamu."

Kemudian dia meninggalkan tempat itu....

Malam itu serasa bumi merekah dan langit runtuh, gunung bergoncang dan laut berderu. Hujan badai bagaikan air tertuang dari langit. Dalam legenda dikatakan bahwa laut utara menyatu dengan laut selatan.

Keesokan harinya, marga Gao itu membuka pintu untuk melihat keadaan sekelilingnya. Tak disangka rumahnya telah dikelilingi oleh tanggul tanah. Sedangkan diluar tanggul hanya terlihat air bagaikan lautan. Rumah para tetangga seluruhnya tersapu habis oleh air bah, hanya rumahnya saja dikelilingi oleh tanggul tanah itu.

Marga Gao itu segera mengerti: ternyata Pak tua penjual tanah itu telah menyelamatkan nyawa sekeluarganya! Pak tua menyebarkan tanah untuk menghadang air bah. Setelah air bah surut, marga Gao berusia lanjut itu membawa sekeluarganya untuk pindah ketempat lain.

Dari cerita tersebut kami bisa mendapatkan inspirasi seperti ini:
Kebajikan bisa menolong diri sendiri. Tepat adalah tindakan kebaikan dari marga Gao itu telah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya, Tuhan hanya menolong manusia yang baik.

Jikalau penduduk dusun itu mengerti bahwa tindakan kebaikan bisa menyelamatkan mereka, sudah pasti mereka akan membantu Pak tua penjual tanah. Akan tetapi sejarah itu telah berlalu, dan tidak akan terulang kembali, jadi penduduk dusun itu juga tidak memiliki kesempatan untuk memilih sekali lagi, pelajaran yang mereka dapatkan hanya bisa menjadi komentar dan sebagai referensi bagi generasi penerus. [Widya Wong / Pontianak]

Silahkan klik menu kategori lain di bawah ini:

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

Atau ngajak teman Tionghoa anda ikut gabung disini http://www.facebook.com/chinese.indo bersama ribuan teman Tionghoa lainnya.

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA