Memiliki pekerjaan tetap, tujuan yang didambakan dan sebuah rencana yang sempurna, maka kesibukan itu berarti manifestasi dari rajin, bertanggung jawab, mempunyai ketetapan hati dan keuletan, yang menjadi motor utama untuk mencapai keberhasilan. Tetapi bagi sebagian orang, kesibukan tidak bertujuan dan tidak tahu mengapa harus sibuk. Mereka tidak mau ketinggalan, pokoknya orang lain sibuk, saya juga sibuk! Bila di dalam kota yang ramai, tidak ada sesuatu yang dikerjakan sepertinya adalah sesuatu yang bodoh, yang tidak pantas, jadi terpaksa mencari pekerjaan walau sebenarnya tidak diperlukan, hanya untuk meningkatkan citra diri sendiri.
Kesibukan ibarat obat perangsang, bisa membuat orang merasa gembira dan melupakan segala kerisauan. Hasil yang didapatkan setelah kesibukan terlebih adalah prestasi yang didambakan semua orang, adalah sebuah kepastian bagi kehidupan. Sebagian orang yang pernah sukses, sulit melepaskan kesibukan. Mereka akan terus mencari pekerjaan baru, untuk mempertahankan kesibukan, baru bisa terus memperpanjang gairah tersebut.
Sebenarnya saya juga sangat menikmati kesibukan! Waktu ada masalah yang disibukkan, semangat saya luar biasa, perasaan saya sangat gembira, serasa mood baik sekali, harga diri juga luar biasa kuat. Perasaan yang bergairah membuat kemampuan kerja saya meningkat, selalu merasa tidak ada kesulitan apapun, keberhasilan ada dalam genggaman. Namun, persoalan di dunia mana bisa selalu sesuai dengan keinginan? Berhasil dalam karir tentunya patut merasakan gembira, jika sia-sia berusaha, bukankah malahan menambah kerisauan?
Masalah di dunia tidak menentu, selama ini saya tidak pernah hanyut dalam euforia kesibukan. Cita-cita saya permanen dan jangka panjang, terhadap prestasi, nama dan keuntungan, mendapatkan dan kehilangan yang bersifat sementara, tidak akan memengaruhi saya. Maka itu, saya bisa selalu mempertahankan sikap positif, serta mood yang penuh keyakinan, ketenangan pikiran, tidak bisa terlalu gembira dan membanting tulang. Walaupun tidak mencapai prestasi besar, tetapi tidak sampai gagal total.
* Kesibukan bisa membuat orang gembira, juga bisa membunuh orang!
Kesibukan sepanjang tahun, sama dengan mengonsumsi obat perangsang, dalam jangka panjang sistem saraf otonom dan simpatik akan berada dalam keadaan terangsang, kehilangan kemampuan independen. Orang super sibuk, adalah orang-orang yang tidak bisa bersantai. Tidak bekerja bagi mereka seperti dunia kiamat, semangat dan vitalitas hidup mereka akan merosot secara drastis, kehilangan akal, kehampaan hati dan rasa kehilangan juga akan segera muncul tanpa terduga.
Pensiun dan kehilangan pekerjaan, selalu merupakan katalisator yang membuat manusia mengalami penuaan dan kemunduran cepat. Bagi orang sibuk yang tidak mengerti bagaimana menikmati pekerjaan dan tidak mengerti bagaimana menggunakan, acapkali mereka akan dikontrol oleh kesibukan, demi pekerjaan mempertaruhkan nyawanya.
"Dalam masyarakat, acapkali manusia berada diluar kemauan diri sendiri." Ketika seseorang didominasi secara total oleh pekerjaan dan lingkungan luar, orang tersebut telah kehilangan otonomi kehidupan. Hidupnya tidak mungkin gembira. Tidak peduli telah meraih seberapa banyak harta dan ketenaran yang seberapa besar, juga tidak mungkin bisa menebus kembali rohnya yang telah hilang, apakah hal tersebut patut dilakukan?
Penjelasan lain dari kata sibuk adalah hati mati - kemusnahan batin. Kesibukan, bukan hanya bisa memusnahkan roh kita, tubuh fisik juga bisa mengalami kerusakan. Akhirnya jiwa dan raga sama-sama musnah, dengan demikian bukankah kesibukan telah menjadi pembunuh? Kehidupan yang terlampau sibuk, bukan saja mematikan keindahan hati dalam kehidupan ini, mungkin lebih dari itu, dia akan mempertaruhkan kesehatan Anda.
Jadwal bekerja dan istirahat harus teratur, tidur dan beristirahat memegang peran utama bagi fungsi peredaran normal tubuh. Keletihan dan ketegangan merupakan sebab utama yang bisa menyebabkan daya tahan menurun, tubuh menjadi lemah dan gangguan mental. Maka jika dikatakan kesibukan itu mematikan, sedikit pun tidak salah! Sebenarnya merupakan motor pengerak untuk memadatkan kehidupan, jika salah digunakan, maka setiap saat akan membawa petaka yang mematikan, harap kita semua perhatikan.
* Kesantaian yang memelihara jiwa
Dulu saya juga seorang yang tidak bisa diam. Saya tidak tahan jika hidup tidak memiliki perencanaan sama sekali, tidak ada pekerjaan yang dilakukan dan menjemukan. Saya ingin hidup dengan padat, selalu berpikir setiap menit dan setiap detik, tak peduli itu kerja atau hiburan, harus diatur dengan padat, tidak boleh menyia-nyiakan waktu walau hanya sedetik saja.
Konsep saya memegang erat waktu, sebenarnya berasal dari syair lagu (Taiwan) berjudul Anak Burung. "Burung kecil cantik terbang pergi tanpa bayangan, burung kecilku pergi tak kembali lagi..... Burung kecilku pergi tak kembali lagi!"
Begitu lewat masa remaja tentunya tak akan kembali lagi, tetapi yang terpenting adalah matahari terbenam akan terbit lagi diesok pagi, bunga telah layu tahun depan masih akan mekar lagi! Ternyata dua kalimat pembukaan dari lagu ini lebih memiliki makna mendalam, saat itu saya masih terlalu kecil, tak bisa memahami makna arti dari syair lagu itu.
Pada umumnya remaja identik dengan sebagai muda, penuh vitalitas, cantik, sehat, lincah dan riang, siapa yang rela untuk melepas masa remaja? Tetapi, usia tidak akan menunggu manusia, remaja persis seperti seekor burung kecil yang cantik, selalu akan terbang dan tak akan kembali lagi, lalu bagaimana?
Ingin agar keindahan tetap tinggal, pertama-tama harus mengerti bagaimana menguasai keabadian. Perputaran dan pasang surut dari segala benda dalam alam semesta, tak berujung dan berulang-ulang, jalan mencapai keabadian terletak pada alamiah. Sudah memahami, maka Anda bisa menangkapnya. Bisa memegang dan mempertahankan 'sekarang', baru bisa memahami keabadian. Suasana hati jernih dan terang, baru bisa menikmati kealamiahan.
Jika ingin mempertahankan kebebasan yang nyaman, harus mengerti bagaimana menikmati kesantaian. Hanya dalam kondisi yang sukacita dan nyaman, baru bisa mengadakan kontak dengan keabadian, baru bisa benar-benar mempertahankan keremajaan yang abadi, menemukan diri sendiri, dan mengembangkan potensi diri sendiri.
Manusia pada umumnya percaya, mendapatkan lebih banyak dengan lebih banyak bekerja, jika ingin mendapatkan kedudukan dan harta lebih banyak, harus bekerja keras memeras otak dan keringat, acapkali dibuat kelelahan jiwa dan raga, kerugian tidak bisa ditutupi oleh pendapatan.
Bekerja itu penting, tetapi kesantaian lebih berharga. Beristirahat bukan berarti segalanya berhenti, tidak mengerjakan apapun. Beristirahat itu adalah berhenti sejenak, istirahat sebentar untuk menenangkan diri, dengan demikian baru bisa menata kembali pikiran dan tindakan diri sendiri, setelah melewati pemawasan diri, baru melanjutkan perjalanan.
Pepatah kuno mengatakan, "Saya mawas diri tiga kali sehari." Jika tidak berhenti sejenak untuk beristirahat, bagaimana bisa mawas diri? Kehidupan yang tidak melakukan mawas diri, pasti ada kekurangan. Maka dari itu, tak peduli hidup ini seberapa sibuk, juga harus menyisakan sedikit ruang bagi diri sendiri untuk bersantai, menikmati sejenak kesenangan tidak bekerja.
Sebenarnya, bersantai belum tentu tidak ada pekerjaan, menganggur adalah tabiat dan kegemaran, suatu kegembiraan yang santai, karena jauh dari pekerjaan, jauh dari kesibukan. Menganggur adalah menarik diri untuk meninggalkan, untuk bersentuhan dengan hal-hal yang tidak berkaitan dan tidak ada hubungan kepentingan dengan diri sendiri, dan perasaan semacam ini, lebih-lebih tidak bisa dibandingkan dengan uang, nama dan keuntungan.
Memahami saat menarik diri untuk meninggalkan, baru bisa menggali ruang lebih besar bagi diri sendiri, melepaskan kerisauan dunia yang rumit, menikmati sejenak ketenangan batiniah. Tetapi jangan sekali-kali, tubuh menganggur tapi hati tidak menganggur, orang yang suasana hati tidak sabar, dalam hatinya terseret dalam ketidak-tenangan, orang yang demikian hidupnya tidak bisa santai. Kemungkinan bersantai bagi orang yang demikian merupakan semacam siksaan, tidak perlu menanyakan apa itu tabiat dan kegemaran serta menikmati!
Akhirnya dapat dikatakan, taraf dari kesantaian itu membutuhkan penempaan waktu, baru bisa disadari, hal tersebut tidak akan bisa dipahami generasi muda. "Rajin mendapatkan pahala, bermain-main tiada guna." Pepatah tersebut mengajarkan kepada generasi muda agar berusaha keras untuk maju. Jika tidak mengorbankan tenaga, mana bisa menuai hasil?
Tetapi ketika usia Anda bertambah, dan stamina tubuh menurun, namun Anda tetap sibuk dan tidak mau beristirahat, hal tersebut bukan hanya mengganggu kesehatan, lebih-lebih mungkin akan mengurangi usia Anda! Maka itu, bagi orang tengah baya boleh dikata, kesantaian bukan saja bermanfaat terhadap kesehatan tubuh kita, juga bisa membuat orang menjadi panjang umur, mutlak adalah satu resep memelihara jiwa yang sangat baik! [Zhang Mei Ling / Jakarta]
Silahkan klik menu kategori lain di bawah ini:
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
Atau ngajak teman Tionghoa anda ikut gabung disini http://www.facebook.com/chinese.indo bersama ribuan teman Tionghoa lainnya.