KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 09 Mei 2012

PILIHAN

Setiap orang mempunyai relasi sendiri, mulai dari keluarga, teman, teman sekelas hingga teman sejawat dan lain-lain, yang terbentuk menjadi jaringan erat tak terpisahkan. Manusia yang hidup didalam jaringan tersebut, setiap saat pasti menghadapi pilihan.

Sebagai contoh: Apakah perlu membawa HP ketika bepergian, berkomunikasi dengansiapa, makan siang bersama siapa, pulang ke rumah hal apa yang pertama harus dikerjakan. Saat malam, kecuali istirahat masih harus mengerjakan apa saja.

Standar dari pilihan tergantung pada nilai pandang seseorang, apalagi berkaitan dengan hidup seseorang. Apakah Anda mau hidup asal-asalan seperti seekor burung kecil, berterbangan dengan bebas tanpa terikat, ataukah Anda ingin hidup dengan panutan dari orang bijak dengan cita-cita luhur, terus-menerus mengingatkan diri kita sendiri, untuk mendapatkan peningkatan jiwa dan penempatan batin? Tentunya, tidak ada orang yang ingin menjadi orang jahat yang melakukan pelanggaran hukum bukan?    

Ada orang berkultivasi untuk sebuah petunjuk jalan kehidupan. Juga ada orang yang bercita-cita menjadi relawan dalam masyarakat. Semangat mereka patut dipuji, jiwa mereka terang dan cemerlang. 

Ketika Konfusius harus membayar kepada Chen Cai, Zilu menunjukkan raut wajah tidak terima, namun dengan tenang Konfusius berkata kepada Zilu, "Seorang budiman bisa menjaga etika moral walau dia dalam keadaan miskin, sedang seorang kerdil jika menjumpai situasi kemiskinan sangat mungkin sekali dia melanggar aturan hukum dan menjadi orang jahat."

Ketika Wen Tianxiang meninggal dengan tenang, dalam surat terakhirnya dia menuliskan, "Konfusius berkata menyumbangkan nyawa demi usaha adil, Mengzi berkata memilih keadilan, hanya dengan keadilan yang total, kebajikan baru bisa tiba. Membaca kitab orang suci, hal apakah yang dipelajari? Mulai sejak ini, tiada hal apapun yang saya sesali."

Kesetiaan dan nyalinya yang bajik, ditukarkan dengan sebuah nama baik dari sebuah loyalitas dalam sejarah. Oleh karena itu nama kebaikannya tersebar luas hingga ribuan tahun.

Menghadapi berbagai macam pilihan dalam hidup, harus melihat bagaimana standar menerima atau menolak dari seseorang! Tidak peduli apapun pilihannya, jika dapat tidak menyesali hasil pilihannya sendiri, jika dapat lebih memikirkan orang lain, mungkin itu adalah pilihan yang paling baik, karena didalam hatinya terdapat sebuah ketenangan. [Priscillia Kang / Jakarta]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA