Seluruh penduduk kota telah lari menghindari para perampok, temannya yang sakit juga meminta Xun Zhubo untuk bergegas pergi meninggalkan kota tersebut.
Xun Zhubo berkata, "Saya dari tempat jauh datang menjenguk kamu, engkau menghendaki saya bergegas meninggalkan kota, saya tidak bisa berbuat demikian. Lagipula kelompok perampok akan segera datang menyerang, jika saya meninggalkan engkau yang lemah dan sakit keras ini, bukankah saya menjadi seorang yang sangat tidak bermoral?." Oleh sebab itu Xun Zhubo bertekad tetap berada di sana menemani temannya.
Tidak berapa lama kemudian, kelompok perampok telah menyerang dan masuk ke dalam kota, mereka melihat di kota tersebut hanya tinggal Xun Zhubo dan temannya yang sedang sakit, mereka merasa heran lalu bertanya kepadanya, "Kami begitu banyak orang yang datang menyerang kota ini, penduduk seluruh kota telah lari menghindar, siapakah kamu? yang berani tinggal ditempat ini, apakah engkau tidak takut mati?"
Xun Zhubo berkata, "Saya datang dari jauh untuk menjenguk teman saya yang sakit ini, saya tidak tega meninggalkannya sendirian disini tanpa perawatan, saya rela menggantikan nyawa saya untuk menyelamatkannya."
Para perampok setelah mendengar perkataan Xun Zhubo, mereka saling memandang, mereka merasa terharu dan malu, salah seorang diantaranya berkata, "Kami adalah sekelompok orang yang bengis dan tidak berperasaan, hari ini menyerang masuk ke kota yang penuh perasaan dan bertemu dengan orang yang penuh berbelas kasih ini, kami sangat malu."
Dikarenakan perasaan salut dan menghormati keberanian dari Xun Zhubo mereka memutuskan meninggalkan kota tersebut tanpa merampok dan merusak kota tersebut, sepeninggal kelompok perampok tersebut, tanpa diduga kota berubah menjadi tenang.
Dalam keadaan bahaya terlihat persabahatan yang sejati. Dalam keadaan terancam nyawanya tidak melupakan pembicaraan dan ajaran dari orang bijak, ini bukanlah keahlian yang bisa dilakukan oleh semua orang.
Kisah ini mengajarkan bahwa hanya seorang yang terpelajar dan bijak yang dapat demikian tenang menghadapi situasi dalam keadaan genting. [Renata Koh / Jakarta]