KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 12 April 2012

KISAH WIE WIE

Anak ini entah telah dilukai berapa dalam? Sebenarnya, dia bukan tidak ingin berubah, tetapi karena dia sendiri tidak mempunyai kepercayaan diri untuk berubah.

Wie wie adalah seorang anak yang keadaan emosinya sangat labil. Selama 5 hari dia mengikuti perkemahan anak-anak. Dia merupakan seorang anak seperti bom atom yang akan meledak sewaktu-waktu.

Keesokan hari saya melihat Wie wie sedang mengejar An an.  Wajahnya sedang murka, mulutnya mengeluarkan perkataan marah yang memaki, saya segera menyuruh orang membawa pergi An an. Lalu saya dari belakang memeluk badan Wie Wie yang sedang menerjang ke arah An an. Wie wie yang sedang marah berteriak, "Kenapa engkau menangkap saya, saya akan memukulnya, cepat lepaskan saya, saya juga akan memukulmu, cepat lepaskan saya!."

Tangan saya yang satu memeluknya sedangkan tangan yang lain mengelus punggungnya, sambil membujuknya, " Wiewie, saya tahu engkau sedang marah, coba engkau ceritakan kepada saya kenapa engkau marah?."

Setelah beberapa saat, badan Wiewie mulai lemas, perlawanannya mulai melemah. Saya menyarankannya duduk di atas paha saya, membiarkan saya memeluknya, supaya saya dapat berbicara dengannya.

"Tadi ada masalah apa sehingga engkau demikian marah ?", tanya diriku.

"Saya ingin memukul si bodoh itu, dia tadi memaki saya. xxx, saya akan menghajarnya berkali-kali…..," sahut anak itu.

"Kenapa dia memaki kamu?," tanyaku.

"Karena ketika bermain saya tidak hati-hati memukul kepalanya, lalu dia memaki saya dan menghina saya…," jawab Wie Wie.

Saya mencoba menbujuknya, mengalihkan perhatiannya, untuk mengetahui pokok masalah, supaya Wie wie ketika menceritakan hal tersebut menyadari masalah yang terjadi sehingga melupakan sakitnya dimaki orang.

"Saya tahu engkau sangat marah dimaki orang, tetapi memukul orang bukan cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah. Disini saya tidak akan membiarkan engkau memukul orang lain dan saya juga tidak akan membiarkan orang lain memukulmu," jelasku kepadanya. Mendengar itu Wie wie hanya diam saja.

Saya melanjutkan berkata, "Coba kita pikirkan sebuah cara menyelesaikan masalah ini, paling sedikit ayo kita sepakat, dalam 1 jam tidak boleh memukul orang. Jika benar-benar marah, datanglah mencari saya, kita akan mencari jalan menyelesaikan masalah tersebut."

Wiewie yang sejak tadi terdiam sekarang berkata, "Tidak  mungkin, saya sangat nakal, tidak mungkin bisa berubah, sama sekali tidak mungkin!."

Anak ini sebenarnya telah dilukai berapa dalam? Sebenarnya, dia bukan tidak ingin berubah, tetapi dia tidak mempunyai keyakinan diri untuk berubah, dia telah menyerah sebelum mencoba.

"Mana mungkin tidak bisa? Engkau harus mencobanya, pokoknya dalam 1 jam tidak boleh memukul orang," tegasku kepada anak itu.  

"Tidak bisa itu terlalu lama, 15 menit saja ya," jawab anak itu.

"Tidak bisa waktu terlalu singkat, jangan nakal ya," ujarku menjawab perkataan Wie Wie. Akhirnya kami sepakat bahwa selama satu setengah jam tidak akan memukul orang. Wiewie ketika meninggalkan saya suasana hatinya sudah mulai agak baikan.

Hari ke tiga dan keempat masih terdengar Wiewie berkelahi dengan anak-anak yang lain, tetapi dia tidak datang mencari saya.  Ketika suatu hari sedang berdarmawisata ke luar kota, saya melihat Wie wie sedang berjalan sendirian, sambil berjalan dia memungut batu dipinggir jalan melemparkannya.

Melihat kejadian itu, sebenarnya saya ingin menghentikannya, tetapi setelah dipikir saya tidak jadi memarahinya, saya tahu Wiewie sedang marah, tetapi dia tidak memaki dan memukul orang lagi, hanya melemparkan batu untuk melampiaskan kemarahannya.

Tiba-tiba saya merasa terharu melihatnya, saya lalu berjalan disampingnya dan berkata, "Wie wie saya tahu engkau sedang marah, tetapi engkau sungguh hebat,  dapat mencari jalan lain melampiaskan kemarahan, itu adalah hal yang tidak gampang!."

Melihat anak ini berusaha keras merubah dirinya sendiri, walaupun belum sempurna, tetapi terkadang bukankah orang dewasa juga demikian?.

Hari terakhir dalam perkemahan, Wiewie memukul teman sekelompoknya Xiaozhi, Xiaozhi yang selama ini sering dimarahi dan pukuli oleh Wiewie didalam hatinya merasa sangat sedih, tidak tahu bagaimana menyelesaikannya?.

Kami semua tahu Xiaozhi adalah seorang anak yang baik hati, lalu kami meminta bantuannya membantu Wiewie, kami menceritakan masalah Wie wie yang berasal dari keluarga yang bapanya telah meninggal,  keadaan ekonomi keluarga juga susah, sering pindah-pindah sekolah sehingga menyebabkan keadaan jiwanya labil.

Kami juga mengatakan, dengan kejadian itu Wie Wie tidak dapat bergaul dengan teman-temannya, mempunyai sifat minder, terakhir hanya bisa menutup diri sendiri. Xiaozhi dengan serius mendengar cerita kami, akhirnya bisa mengerti dan setuju mencoba membantu Wiewie.

Tidak lama kemudian, Wie Wie mengajak Xiaozhi bertengkar lagi, yang membuat kami heran adalah Xiaozhi berkata kepada kepada Wiewie, "Apakah engkau mau bermain-main bersama kami?" Wie Wie yang tangannya memegang sepatu hendak menyerang Xiaozhi terbengong mendengar ucapan Xiaozhi, setelah sejenak dia berkata, "Baiklah!" lalu perlahan-lahan dia melepaskan sepatu ditangannya. Beberapa anak tersebut ramai-rami bermain lagi.

Ini adalah pertama kali Wie Wie mendapat perhatian dari ketulusan hati temannya, menimbulkan kepercayaan dirinya terhadap orang lain. Sedangkan terhadap Xiaozhi membuat dia bisa mengenal keadaan orang lain, dan menyadari kemampuan diri sendiri untuk bisa membantu orang lain ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga. [Winda Ong / Bengkulu]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA