KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 13 Desember 2011

RUMAH ADALAH DIMANA HATI KITA BERADA

Yang disebut rumah adalah di mana hati kita berada. Beberapa orang menemukan bahwa rumah yang lebih kecil membuat hati menjadi lebih lapang.

Dengan berpindah ke rumah yang lebih kecil, sebagian orang memanfaatkan biaya yang berkurang itu untuk sedikit bekerja sehingga mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu pada apa yang mereka suka lakukan. Sementara orang lain mempercayai bahwa dengan hanya sedikit memiliki, membuat mereka lebih fokus pada apa yang lebih penting.

"Dalam semua itu, tampaknya ada sebuah perasaan bebas di kalangan orang-orang yang hidup dengan sederhana, karena mereka tak dibebani oleh hal-hal materi. Walaupun bagi sebagian orang hal itu terlihat seperti suatu beban yang menyiksa diri, bagi penghuni rumah mungil itu justru adalah sebuah kunci menuju kebebasan," tutur pembuat film, Christopher Smith dan Merete Mueller, dalam sebuah wawancara email.

Dalam film dokumenter mereka yang akan datang, TINY, Smith dan Mueller mengemukakan bahwa mereka telah menemukan apa yang membuat sebuah rumah terasa seperti sebuah tempat tinggal. Mereka membangun rumah yang ukurannya telah diperbesar dua kali lipat sejak 1970, namum ternyata, dengan berada di dalamnya masih belum membuat orang-orang merasa seperti tinggal di rumah. Hingga dalam pencariannya, orang-orang telah terasah pada gerakan membangun sebuah rumah yang mungil.

Kini mereka menjadi lebih jelas, "Sangat jarang ukuran rumah menjadi faktor penentu sebuah rumah terasa seperti tempat tinggal atau tidak. Sejauh ini, hal itu lebih kepada hubungan dengan siapa kita menempatinya."

"Sejauh ini kita telah menemukan bahwa bagi sebagian besar orang, rumah adalah lebih mengenai dengan siapa mereka tinggal daripada struktur fisik itu sendiri," katanya, mencatat bahwa sementara banyak orang masih menikmati estetika rumah mungil mereka, orang cenderung lebih menekankan pada dunia luar, komunitasnya, maupun pada negara di mana mereka hidup.

Ada kesepakatan umum di kalangan orang-orang yang mereka jumpai di sepanjang jalan bahwa "hidup sederhana telah membentuk kehidupan mereka menjadi lebih baik."

Rumah mungil juga bervariasi dalam bentuk dan ukuran. Sebagian merupakan trailer yang bisa dibawa ke mana saja sesuka hati. Sebagian lainnya merupakan rumah yang diminiaturkan yang dibangun pada tanah kaplingan. Sebagian didekorasi dengan hati-hati, dan sebagian diberi sedikit perhatian untuk eksterior (tampak luar). Dan meskipun mereka mungkin hanya memiliki satu atau dua kamar, mereka penuh dengan kehangatan.

Smith dan Mueller menemukan motif yang sama yang menyebabkan orang-orang mengambil rumah mungil. Sebagian orang sedang mencari jalan keluar dari hutang dan mempertahankan keuangan mereka; sebagian orang melakukannya untuk alasan lingkungan; sebagian menginginkannya untuk kehidupan, dan rumah mereka, di jalanan; dan yang lainnya "hanya menyukai struktur yang kecil."

Melakukan hal semacam ini memang tidak mudah, namun hal itu merefleksikan seberapa banyak orang yang memutuskan untuk berhemat harus menempuhnya. Smith melakukan banyak pekerjaan yang berguna dan Mueller mencatat, "Pada hakekatnya tidak ada trik apapun, tetapi ada kurva belajar yang curam (menunjukkan peningkatan yang signifikan) untuk Christopher karena ia tidak mempunyai latar belakang dalam konstruksi atau bangunan rumah."

"Rumah-rumah itu dibangun dengan cara yang sama seperti rumah yang lebih besar, tetapi banyak orang yang membangun struktur mungil ini masih awam dan masih harus belajar serta membuat pilihan tentang apa saja yang ingin mereka masukkan ke dalan rumah mungil mereka," kata Mueller. "Christopher telah menemukan dengan pasti bahwa seseorang dapat belajar banyak dengan membangun rumah mereka sendiri."

Tetapi rumah membutuhkan lebih dari sekedar struktur dasar untuk merasakannya sebagai sebuah tempat tinggal. Jadi Smith dan Mueller terutama fokus pada kehidupan, pemikiran, dan filosofi orang-orang yang telah berhemat. Mereka mencatat bahwa banyak gagasan yang dapat menyatu dalam bidang kehidupan lainnya.

"Itu meyakinkan kami bahwa kita memiliki semacam kendali atas kehidupan bahwa kita dapat membuat keputusan yang merefleksikan siapa kita dan apa yang lebih banyak ingin kita mengerti dari dunia ini," mereka menambahkan, "Inti dari film ini bukan meyakinkan semua orang untuk hidup dalam rumah mungil. Itu dimaksudkan untuk membantu orang mengajukan pertanyaan yang tepat akan situasi kehidupan mereka."

Film itu mengundang orang untuk "berpikir tentang bagaimana membuat sebuah rumah yang layak untuk mereka, lebih ke apa yang mereka butuhkan dibandingkan dengan apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka membangun lingkungan yang merefleksikan nilai-nilai kehidupan mereka. Kami berharap dapat mendorong orang untuk menjadikan rumah mungil ini sebagai dasar yang masuk akal bagi banyak orang."

"Kami berharap film ini mengingatkan orang bahwa pada umumnya kita paham dalam memilih bangunan yang akan kita huni, dan kita mempunyai banyak hak untuk memilih struktur yang bermakna, tepat, realistis secara finansial, dan ramah lingkungan." [Natalia Lim / Cirebon / Jabar Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA