Dia berpaling kepada murid-muridnya dengan tersenyum dan bertanya kepada mereka.
"Mengapa orang saling berteriak saat marah satu sama lain?," tanya guru wali Hindu.
Murid-muridnya berpikir sejenak, salah satu dari mereka berkata, "Karena kita kehilangan ketenangan maka kita berteriak," jawabnya.
"Tapi, mengapa kalian berteriak ketika orang lain berada di sebelah kalian? Kalian bisa memberitahu apa yang harus kalian katakan dengan cara yang lembut," tanya sang guru.
Para murid memberikan beberapa jawaban yang lain tetapi tidak memuaskan murid-murid yang lain. Akhirnya sang guru menjelaskan dan berkata :
"Ketika dua orang saling marah, jarak hati mereka sangat jauh. Untuk mengatasi jarak hati mereka harus berteriak agar dapat mendengar satu sama lain. Semakin besar kemarahan mereka, semakin keras suara teriakan mereka, khawatir suara mereka tidak terdengar satu sama lain," kata wali Hindhu itu.
"Apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tidak berteriak satu sama lain tetapi berbicara pelan, Karena hati mereka sangat dekat. Jarak antara mereka adalah tidak ada atau sangat kecil," tambahnya.
Guru itu melanjutkan,"Ketika mereka saling mencintai bahkan lebih dari itu, apa yang terjadi? Mereka tidak berbicara, hanya berbisik dan mereka bahkan menjadi lebih dekat satu sama lain dalam cinta mereka. Akhirnya mereka bahkan tidak perlu berbisik, mereka hanya melihat satu sama lain. Itu menunjukkan seberapa dekat dua orang ketika mereka saling mencintai," jelasnya.
Dia kemudian menatap murid-muridnya dan berkata.
"Jadi, ketika kalian berdebat jangan biarkan hati kalian menjadi jauh, Jangan katakan apapun disaat jarak menjadi jauh satu sama lain karena kemarahan. Atau di lain hari ketika jarak semakin begitu besar , kalian tidak akan menemukan jalan untuk kembali. Orang-orang seperti ini mungkin akan berakhir di pengadilan perceraian, misalnya," jelasnya. [Lily Ng / Padang / Sumbar / Tionghoanews]