Namun tidak ada yang bisa percaya, 20 tahun yang lalu Dr. Hopkins adalah orang yang sama sekali berbeda. Seorang pecandu narkoba, hidup di jalanan, dan beberapa kali dirawat di rumah sakit karena overdosis.
Setiap kali keluar dari rumah sakit kembali ke jalanan dan terus melanjutkan menjadi pecandu narkoba.
Pada suatu hari Dr. Hopkins dilarikan ke rumah sakit lagi. Saat siuman, ada seorang biarawati duduk di sebelahnya, menggenggam tangannya. Dia memandang biarawati yang lembut dan penuh kasih sayang itu. Ketika dengan nada lembut berbicara dengannya, dia merasa kepedulian sejati dari biarawati ini.
Dr. Hopkins mengenang kembali saat itu, dan berkata, “Seumur hidup saya, dia adalah orang pertama yang berhadapan muka berbicara dengan saya. Orang pertama yang memperlakukan saya sebagai manusia. Saya menceritakan kehidupan pribadi saya yang belum pernah saya ceritakan kepada orang lain, mengenai keluarga saya, masa kecil saya, hidup yang tak tertahankan di jalanan….”
Biarawati dengan serius bertanya kepada saya, “Apa yang engkau anggap layak untuk dihormati?”
Pada awalnya saya berkata, diri saya tidak ada sesuatu yang layak saya hormati dan dicintai. Lalu biarawati melanjutkan, “Saya tahu, tetapi jika memang ada yang patut engkau hormati, apa itu?”
Setelah berpikir sejenak, saya memikirkan suatu hal yaitu saya sangat pintar, saya selalu menjadi juara kelas, saya mengagumi diri sendiri, itu juga membuat saya hidup, meskipun dalam situasi putus asa, tetapi saya tidak pernah merampok, menipu dan merugikan orang lain.
Biarawati setelah mendengar jawabannya, membawanya keluar dari rumah sakit pergi ke asrama gereja, dan mengaturnya tinggal di asrama biarawati. Disana tugasnya, mencuci, memasak, mengurus kebun dan pekerjaan lain. Mulai hari pertama, para biarawati telah menyambut Hopkins sebagai saudara mereka, anggota keluarga, dan tidak pernah memperlakukan dia seperti orang yang tak berguna, pecandu obat atau orang-orang kelas bawah.
Ini pengalaman baru bagi Hopkins sehingga dia merasa untuk pertama kalinya dibutuhkan orang. Hal yang membuatnya tidak merasa membenci diri sendiri.
Hopkins mempunyai akhir cerita yang sukses. Atas dorongan para biarawati, dia melanjutkan studinya, kembali ke sekolah malam melanjutkan studinya. Tujuh tahun kemudian Hopkins menerima gelar pertama. Dua tahun kemudian dia meraih gelar master, lalu 3 tahun kemudian dia kembali meraih gelar Doktor.
Didalam agama ada kata-kata yang indah mengatakan, bahwa setiap dari diri kita adalah berharga, terlepas dari warna kulit, ras atau agama setiap orang mempunyai hak yang sama untuk eksis. Satu orang jika dapat menyelamatkan satu jiwa, dia akan menyelamatkan seluruh dunia.
Oleh karena itu, kita harus menghormati diri sendiri, penuh rasa terima kasih dan bersyukur untuk menghadapi hidup dan bekerja, tidak peduli pencelaan orang lain. Sebagian besar masalah yang kita hadapi adalah lelah bekerja, kehidupan membosankan, tidak ada harapan bahkan putus asa, semua ini karena alasan kehilangan rasa hormat untuk diri sendiri, orang lain dan tidak menghargai hidup, tidak ada kasih sayang, tanpa rasa hormat.
Jika Anda mencintai seseorang, Anda harus terlebih dahulu belajar untuk menghormati orang tersebut, tetapi pertama-tama Anda harus menghormati diri Anda sendiri.
Kita harus tahu bahwa semua orang dan semua barang di dunia ini memiliki tempat mereka sendiri. Kita adalah unik! Apakah Anda seorang pria atau wanita, kaya atau miskin, warna kulit hitam adalah putih, setiap jiwa layak dihormati. [Winda Ong / Bengkulu / Tionghoanews]
Sumber Artikel: Google Search Engine
.