Tetapi demikian besar kekuatan satu tindakan cinta, hingga lalu diputuskan, bahwa ia diangkat ke surga dengan kekuatan lobak itu. Lobak itu dibawa ke muka hakim dan diberikan kepadanya. Pada saat ia menyentuhnya lobak mulai naik seperti ditarik oleh penggerak tak kelihatan, mengangkat perempuan itu ke surga.
Datanglah seorang pengemis. Ia memegang pinggiran pakaiannya dan diangkat bersama dia; orang ketiga berpegang pada kaki pengemis itu dan ikut diangkat juga. Tidak lama sudah ada deretan panjang orang-orang terangkat ke surga oleh lobak itu. Mungkin aneh tampaknya, perempuan itu tidak merasa berat karena orang itu semua, yang berpegangan pada dia; nyatanya, karena ia memandang ke surga, ia tidak melihat mereka.
Mereka meningkat semakin tinggi sampai hampir mendekati pintu gerbang surga. Pada waktu itu perempuan tadi melihat ke bawah untuk terakhir kali melintaskan pandangnya ke dunia dan melihat deretan orang di belakangnya.
Ia menjadi marah. Ia memerintahkan dengan lambaian tangan dan berteriak. "Pergi, pergi semua kamu. Lobak ini kepunyaanku."
Karena melambaikan tangan memerintah ia melepaskan lobak sesaat saja – dan ia jatuh ke bawah membawa seluruh rombongan.
Hanya ada satu penyebab dari setiap kejahatan di dunia. "Itu kepunyaanku." [Mariati Ong / Tangerang / Tionghoanews]