Mari kita mengingat kembali mitos yang dianggap banyak pihak sebagai dongeng belaka maupun hal yang konyol, seperti Singa Bermata Merah, Musa dan Sepuluh Perintah Allah, dan cerita Bahtera Nuh. Ketika kita berpikir bahwa mitos semacam itu berjarak sangat jauh dari kita, pernahkah kita memperhatikan bahwa semua mitos itu berbagi elemen yang sama ?
Ketika moralitas masyarakat merosot, Tuhan menghukum umat manusia melalui berbagai macam bencana. Meskipun demikian, sebelum bencana terjadi, Tuhan, dalam gambaran umat manusia, memperingatkan dunia mengenai bencana yang akan terjadi. Tuhan bermurah hati dan ingin memberi umat manusia kesempatan lain, menerangi mereka dengan belas kasih.
Sebagai hasilnya, mereka yang benar-benar percaya kepada Tuhan dapat terselamatkan. Ketika orang mendengar suatu peringatan, sebagian mempercayainya, sementara yang lain tidak. Pada akhirnya, bencana datang pada saat yang ditentukan, dan apa yang terjadi pada mereka yang percaya berbeda dengan apa yang terjadi pada mereka yang tidak percaya.
Menurut pemikiran manusia dewasa ini, mitos terlihat sangat jauh. Orang tua mengatakan, "Kebaikan akan diganjar dengan kebaikan, kejahatan akan menghadapi pembalasan."
Perkataan ini nyaris memudar dari pemikiran orang. Sekarang, dengan sangat banyaknya bencana yang terjadi akhir-akhir ini, pernahkah Anda berpikir, seberapa jauhkah mitos tersebut dari kita?
Sekarang ini, banyak orang tidak percaya Tuhan maupun Dewa, melakukan apa yang mereka kehendaki tanpa kendali, melakukan segala macam kejahatan.
Dibandingkan dengan orang jahat dalam mitos tersebut, perilaku orang saat ini jauh lebih buruk. Oleh karena itu tidak mengejutkan jika Tuhan menghukum manusia.
Bencana alam dan bencana akibat perbuatan manusia merupakan cara Tuhan untuk menyingkirkan orang jahat. Dilain pihak, mungkin karena bencana belum mengejutkan setiap orang, beberapa orang mempunyai ide untuk menyisakan segala sesuatu untuk mendapatkan kesempatan.
Mereka tidak menyadarinya saat ini telah mencapai batas kesabaran Tuhan. Meskipun demikian, ada juga kelompok orang yang berupaya keras untuk menjadi orang baik dan memahami peringatan dari Tuhan, dan karena itu, tanpa mementingkan diri sendiri memberitahukan lainnya dengan sungguh-sungguh bahwa suatu bencana sedang mengintai dan menyelamatkan diri mereka sendiri.
Pikirkanlah hal ini, bukankah ini mengulang peringatan dari Tuhan? Seseorang yang mempercayai prinsip sejati, baik, dan sabar mengasihi hidup orang lain.
Seseorang boleh tidak mempercayai hal ini, meski ada Dewa berdiri tepat di depan mereka. Tentu saja, ini adalah pilihan mereka sendiri.
Alasan mengapa saya menggunakan mitos sebagai contoh hanya untuk mengingatkan orang bahwa banyak mitos terjadi di sepanjang masa dan berasal dari banyak daerah mengirimkan pesan yang serupa, bahwa itu adalah suatu peringatan dari Tuhan pada umat manusia. Saya harap setiap orang dapat memahami bahwa mitos itu tidak jauh dari diri kita, tetapi, sesungguhnya, berada di dekat kita.
Jika Anda memahami perkataan saya, Anda tidak perlu berdoa dengan kesia-siaan melewati banyak bencana, karena jaminan hidup Anda sebenarnya di tangan Anda sendiri dan masa depan Anda ditentukan oleh tindakan Anda saat ini, untuk tidak berpihak pada yang jahat.
Pastikan tidak mempunyai pikiran atau membiarkan tindakan yang meng-akibatkan Anda dalam keadaan sangat terlambat untuk menyesal ketika saatnya tiba. [Sofia Ng / Jember]
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com