Dalam keadaan marah, anaknya itu memukul pemabuk itu sampai tewas. Setelah itu ia ditangkap dan dibawa ke hadapan Hakim Wu Anda.
"Saya mengerti kemarahan Anda pada saat itu," kata hakim. "Tapi, sebagai anak yang berbakti, Anda seharusnya berpikir tentang konsekuensi dari tindakan Anda. Anda telah membuat ibumu dan keluarga Anda dalam kesulitan. Saya tidak bisa memaafkan Anda, karena hal ini telah melawan hukum. Tapi sangat sulit bagi saya untuk mengucapkan kalimat hukuman mati. "
Pria itu dengan sangat menyesal berkata, "Saya sangat menghargai simpati Anda, Yang Mulia. Saya telah melakukan pelanggaran berat. Maafkan aku. "
"Apakah kamu sudah menikah?"
"Ya, tapi istri saya dan saya belum punya anak lagi."
Hakim Wu kemudian memutuskan untuk mengizinkan istrinya tinggal bersamanya di sel pribadi sampai dia hamil.
Pada malam eksekusi, ibu pria itu datang untuk mengucapkan salam perpisahan. "Maafkan aku, Ibu. Aku akan mati. Tapi bagaimana saya bisa melupakan kebaikan Hakim Wu ? Dia kemudian menggigit jarinya dan bersumpah. "Tolong beritahu istri saya supaya nanti memberi nama anak saya " Wu Sheng." Dan katakan pada anak saya agar tidak lupa apa yang telah dilakukan oleh hakim Wu bagi kita. " Malam itu ia pun gantung diri.
"Wu Sheng" berarti kehidupan yang diberikan oleh hakim Wu. Itu adalah cara seorang yang terpidana untuk menghormati orang yang telah membantunya memenuhi tugas berbaktinya melanjutkan garis keluarganya. [Angie Tan / Medan]
EMAIL KAMI
Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com