Akan tetapi, dia menemukan bahwa kekuasaan tidak bisa membawakan kegembiraan baginya, karena itu dia ingin memiliki harta yang lebih banyak lagi, tetapi berangsur-angsur dia juga menemukan pusaka dan harta semuanya adalah benda-benda di luar tubuh, jika terlalu banyak maka akan tampak vulgar.
Selanjutnya dia berpikir ingin memiliki cinta, tetapi dia menemukan cinta itu bisa luntur, bahkan bisa membawakan kerisauan yang lebih banyak lagi bagi diri sendiri. Pada akhirnya dia berpikir ingin panjang umur, karena itu dia mengutus orang untuk mencari obat yang bisa membuat manusia panjang umur, tetapi dengan penuh kekecewaan, dia menemukan bahwa di dunia ini tidak ada obat yang bisa membuat manusia menjadi panjang umur.
Dengan putus asa dia menemukan, nama, keuntungan dan Qing (perasaan manusia) serta umur panjang yang dia kejar selama hidupnya, pada akhirnya semuanya ini malah membuatnya merasakan kehampaan yang amat sangat. Maka dari itu, dengan tekad penuh dia melepaskan dan mencampakkan semua yang dia miliki. Lalu masuk ke dalam gunung berkultivasi Tao, mencari makna kehidupan manusia yang sebenarnya.
Ketika dia berkultivasi Tao, permaisuri berkali-kali mengutus orang untuk memohon kepadanya kembali ke istana, tetapi dia selalu menolak dengan alasan masih belum menyadari Dao, tidak mau kembali. Akhirnya, sang permaisurinya pergi menemuinya sendiri, serta memberikan ultimatum kepada dirinya bahwa Raja harus mempunyai alasan yang tepat, jika tidak, Raja harus segera kembali bersamanya.
Raja berkata, "Saya pernah mengejar kekuasaan, juga sudah mendapatkan kekuasaan. Pernah mengejar harta kekayaan, juga sudah mendapatkan harta kekayaan. Pernah menuntut percintaan, juga telah mendapatkan percintaan. Tetapi kemudian saya menemukan semuanya ini bagai bunga dalam cermin dan rembulan dalam air. Selanjutnya saya berpikir ingin menjadi panjang umur, tetapi walaupun semua orang meneriakkan: Hidup Baginda, hidup Baginda, namun saya tetap saja semakin hari semakin menjadi tua."
"Kemudian saya akhirnya mengerti sekarang, memang kita dari awal sudah tidak memiliki apa-apa, kita hanya pernah menembus kekuasaan, harta kekayaan,dan percintaan itu saja, sebenarnya semua itu adalah bayangan untuk sementara saja, kita tidak pernah benar-benar memiliki benda-benda (kekuasaan, harta kekayaan dan percintaan) itu. Kalau kesemuanya ini hanyalah angan-angan saja, maka sejak awal semua itu hanya kekosongan belaka, mengapa saya masih harus pulang?"
Permaisuri setelah mendengar perkataan yang diucapkan Raja tersebut, segera tahu keputusan yang telah diambilnya, dia terpaksa meninggalkan sang raja dan pergi dengan kesedihan. [Liana Lim / Kuala Tungkal