Ada seorang pemilik kedai roti dalam jangka waktu yang panjang selalu membeli mentega dengan tetangganya seorang petani.
Pada suatu hari dia curiga, mentega yang dibeli beratnya 300 gram timbangannya tidak mencukupi. Oleh sebab itu setiap hari dia mulai menimbang mentega yang dibawa pulang. Timbangannya selalu tidak cukup, dia merasa selama ini dia telah ditipu.
Dia sangat marah, lalu dia melaporkan kejadian ini kepada penegak hukum. kasus ini akhirnya sampai ke pengadilan.
Jaksa bertanya kepada petani, "Apakah engkau tidak mempunyai timbangan?".
Petani menjawab, "Ada tuan Jaksa saya mempunyai sebuah timbangan."
"Apakah engkau memakai biji timbangan yang akurat?" tuan jaksa bertanya lagi.
"Tidak, tuan jaksa, saya tidak memerlukan biji timbangan,"jawab petani.
"Tidak ada biji timbangan, bagaimana engkau menimbang mentega tersebut?", tanya jaksa.
"Itu sih gampang," jawab petani tersebut. "Selama ini pemilik roti membeli mentega saya, saya setiap hari juga membeli rotinya, saya mempergunakan roti yang saya beli sebagai biji timbangan untuk menimbang mentega yang dibeli olehnya. Jika memang biji timbangan tidak akurat itu bukan kesalahan saya, semua itu adalah kesalahan dia," kata petani itu.
Oleh sebab itu jaksa memvonis petani tidak bersalah dan melepaskannya, sedangkan pemilik kedai roti divonis membayar semua biaya pengadilan.
Setelah membaca cerita diatas, humor ini meninggalkan kesan bagaimana kita memperlakukan dunia, begitulah dunia memperlakukan kita. Bagaimana kita memperlakukan orang disekeliling kita, begitulah orang disekeliling kita memperlakukan kita.
Memberikan kepada orang lain barang terbaik yang kita miliki, maka engkau akan mendapatkan apa yang terbaik dari orang lain. Semakin banyak engkau membantu orang lain, balasan yang engkau dapatkan semakin banyak, Anda semakin pelit, maka semakin tidak akan memiliki apapun. [Linda Lim / Surabaya]
Pada suatu hari dia curiga, mentega yang dibeli beratnya 300 gram timbangannya tidak mencukupi. Oleh sebab itu setiap hari dia mulai menimbang mentega yang dibawa pulang. Timbangannya selalu tidak cukup, dia merasa selama ini dia telah ditipu.
Dia sangat marah, lalu dia melaporkan kejadian ini kepada penegak hukum. kasus ini akhirnya sampai ke pengadilan.
Jaksa bertanya kepada petani, "Apakah engkau tidak mempunyai timbangan?".
Petani menjawab, "Ada tuan Jaksa saya mempunyai sebuah timbangan."
"Apakah engkau memakai biji timbangan yang akurat?" tuan jaksa bertanya lagi.
"Tidak, tuan jaksa, saya tidak memerlukan biji timbangan,"jawab petani.
"Tidak ada biji timbangan, bagaimana engkau menimbang mentega tersebut?", tanya jaksa.
"Itu sih gampang," jawab petani tersebut. "Selama ini pemilik roti membeli mentega saya, saya setiap hari juga membeli rotinya, saya mempergunakan roti yang saya beli sebagai biji timbangan untuk menimbang mentega yang dibeli olehnya. Jika memang biji timbangan tidak akurat itu bukan kesalahan saya, semua itu adalah kesalahan dia," kata petani itu.
Oleh sebab itu jaksa memvonis petani tidak bersalah dan melepaskannya, sedangkan pemilik kedai roti divonis membayar semua biaya pengadilan.
Setelah membaca cerita diatas, humor ini meninggalkan kesan bagaimana kita memperlakukan dunia, begitulah dunia memperlakukan kita. Bagaimana kita memperlakukan orang disekeliling kita, begitulah orang disekeliling kita memperlakukan kita.
Memberikan kepada orang lain barang terbaik yang kita miliki, maka engkau akan mendapatkan apa yang terbaik dari orang lain. Semakin banyak engkau membantu orang lain, balasan yang engkau dapatkan semakin banyak, Anda semakin pelit, maka semakin tidak akan memiliki apapun. [Linda Lim / Surabaya]