Sejak ratusan tahun, penduduk disekitar daerah itu sangat percaya dan taat menyembah Dewa Yaowang. Pada tanggal satu dan tanggal 15 kuil ini dipenuhi masyarakat yang datang menyembah dewa, mereka mengatakan obat yang mereka dapatkan dari Dewa Yaowang sangat berkhasiat.
Namun, selama masa revolusi kebudayaan yang diluncurkan oleh partai komunis China, kekeliruan dan Atheis yang digalakkan oleh partai komunis China membuat mereka tidak percaya kepada para dewa.
Ada seorang mantan tentara yang bermarga Liu yang mempelopori pembongkar dan penghancuran kuil Yaowang, menghancurkan patung dewa Yaowang, dan budaya peninggalan ribuan tahun.
Marga Liu yang memimpin pembongkaran kuil ini sama sekali tidak menduga, pada hari setelah dia menghancurkan kuil tersebut, dia menginap sebuah penyakit aneh, yaitu walaupun bagaimana dia mencoba menarik nafas tetapi nafasnya tidak bisa tersambung. Dia merasa sesak nafas, memakan obat apapun tidak manjur, ketika dia tidur, duduk dan berdiri dia menjadi sangat sesak, hanya dengan berlutut dengan susah payah dia dapat menarik nafas.
Sejak saat itu marga Liu ini selama 99 hari berlutut terus, terakhir dia dengan sengsara berteriak "Saya sangat menyesal!" Nafasnya segera berhenti, dia pun meninggal.
Semua masyarakat di daerah itu mengatakan bahwa itu semua merupakan hukuman dari para Dewa. Partai Komunis China dalam revolusi kebudayaan sengaja menghancurkan dan melemahkan kepercayaan manusia terhadap para dewa, membuat pria marga Liu ini secara tidak sadar membuat kejahatan akhirnya mendapat pembalasan dari para Dewa.
Manusia tidak percaya, ketika pembalasan itu tiba, maka yang kecil dapat menimpa seseorang, bahkah sebuah partai, dan yang besar dapat menimpa sebuah negara dan rakyat, menyesal sudah terlambat! [Natalia Lim / Cirebon]