KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 25 Januari 2012

KEHIDUPAN YANG TAK BISA DIKELOLA

Adalah sangat penting untuk mengetahui bahwa "Kehidupan itu perlu dikelola" namun bersamaan itu kita juga perlu memahami bahwa "Ada Bagian dari Kehidupan itu yang tidak bisa dikelola".

Setiap orang ingin mempunyai kehidupan yang bahagia, yang sukses. Dengan adanya harapan yang menjadi tujuan hidupnya ini, manusia lalu berusaha mengelola kehidupannya dengan sebaik mungkin. Pada sebagian besar orang yang mengerti bagaimana cara pengelolaannya yang benar dan baik, dan kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupannya, maka umumnya mereka akan dapat sukses. Sebaliknya, orang yang tidak punya tujuan hidup dan tidak mengelola kehidupannya dengan baik, kemungkinan besar ia akan menemui kegagalan.

Dengan pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang ingin kaya lalu bisa menjadi kaya; dengan pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang berangan-angan jadi politikus lalu bisa menjadi politikus yang sukses; dengan pengelolaan yang sepenuhnya, orang yang berkeinginan jadi tokoh besar, akhirnya juga bisa menjadi tokoh ternama.

Namun sangat disayangkan bahwa dengan semakin lama kita berkecimpungan di dalam dunia ini, maka semakin kita menemukan kenyataan bahwa tidak semua kehidupan itu bisa dikelola:

Di dunia ini, Fu Bao (berkah kebaikan) lebih mempunyai peran yang lebih menentukan dari pada usaha keras. Seorang yang benar-benar kaya, itu karena ia memiliki Fu Bao. Dan sebaliknya orang yang tidak memiliki Fu (keberuntungan), bila ia hanya mengandalkan usaha keras dan pengelolaan untuk mengumpulkan kekayaan, maka acapkali setelah terkumpul, sejumlah kekayaan yang diperolehnya itu tidak akan dapat bertahan lama. Bagaikan air, ia akan mengalir ke luar lagi dengan cepat seiring dengan kebutuhan dan berbagai masalah mendesak yang ditemuinya (untuk pengobatan keluarga, tertimpa bencana, dan sebaginya). Juga ada kemungkinan dirinya sendiri mengalami gangguan kesehatan, sehingga tidak memiliki Fu (keberuntungan) untuk dapat menikmati uang yang diperolehnya.

Di sekitar kita, kita juga sering melihat ada banyak orang kaya, ada yang bahkan tidak bermurah hati, juga ada yang tanpa memerlukan usaha keras seperti orang lain pada umumnya, tetapi uang (keberuntungan) yang didapatkan bagaikan arus air yang tak bisa dibendung.

Pernikahan yang benar-benar bahagia, bukan hanya tergantung pada pengolahan yang teliti, dia harus memiliki takdir perjodohan yang baik. Di dunia ini manusia umumnya mendambakan, dan mengharapkan memiliki pernikahan yang bahagia, tetapi sebagian dari mereka walaupun telah mencurahkan segenap upaya, dan telah memperjuangkan untuk seumur hidupnya, namun tetap sulit mendapatkan kebahagiaan, karena dirinya dan pasangannya bukan berada pada satu level. Bagi orang yang memiliki perjodohan yang baik, dengan sangat mudah akan meninggalkan keharuman dimana-mana. Hampir tidak memerlukan usaha apa pun, kebahagiaan sudah berada di depan matanya, hal mana sungguh membuat orang iri hati.

Di dunia ini juga banyak orang yang mengejar ketenaran dan kekuasaan. Mereka telah berusaha sekuat tenaga hingga babak belur, mencurahkan segenap jiwa raganya sampai nafas terakhir, tetapi tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pada akhirnya mereka hanya bisa menyadari bahwa ternyata "Politik itu kotor".

Tetapi ada sebagian orang yang memiliki derajat tinggi, acap kali mereka bisa membinasakan musuh politiknya dengan sangat santai, atau selalu ada dewa penolong di saat mereka sedang mengalami bahaya dan kesulitan, dan akhirnya bisa terhindar dari bahaya dan menemui titik terang hingga bangkit dan menanjak lagi.

Dari banyaknya kenyataan yang kita temui, kita tidak bisa tidak mengakui bahwa bagian dari kehidupan yang tidak bisa dikelola acapkali lebih penting dari bagian kehidupan yang bisa dikelola. Dengan memiliki pengertian ini, boleh kita katakan bahwa seseorang telah melihat jelas hakekat kehidupan tentang kekayaan dan kemiskinan serta kegagalan dan kebehasilan seseorang.

Jika seseorang tidak jelas akan kenyataan bahwa ada bagian kehidupan yang tidak bisa dikelola - seumur hidupnya senantiasa berorientasi pada pengejaran nama, keuntungan, dan kekuasaan, maka hingga akhir hayatnya orang tersebut tidak akan mendapatkan saat-saat yang bahagia dan selamat.

Dalam kehidupan ini hal-hal yang tidak bisa dikelola ini sangat banyak sekali, setidaknya seperti yang pernah diungkapkan oleh Buddha Sakyamuni :"Tubuh memiliki delapan kesengsaraan" yaitu : Hidup, Tua, Sakit,Mati, Ego, Iri dengki, Jengkel dan Kerisauan hati, kesemuanya ini tidak bisa dikelola.

Kita tidak bisa memilih zaman, lingkungan, masyarakat dan keluarga untuk tempat kita bereinkarnasi nantinya, maka sebagian besar dari kita menjadi sengsara semenjak terlahirkan kembali.

Bisa saja kita atau keluarga kita terlahir atau pindah ke tempat-tempat yang tidak kita harapkan. Bagi mereka yang terlahir di daerah yang terkena bencana, atau di daerah di mana peperangan sedang terjadi atau di daerah yang minus makanan atau di daerah dengan pemerintahan yang bengis dan otoriter, maka mungkin mereka akan berpikir lebih baik mati dari pada hidup, atau ada yang berkata, lebih baik tidak dilahirkan dari pada terlahir dan menderita.

Kita semua sangat takut untuk menjadi tua, masih terkenang akan kecantikan dan kelincahan kita di masa muda. Akan tetapi tidak perduli Anda telah menghabiskan berapa banyak tenaga untuk menjaga keremajaan itu, dengan setiap hari mengaca di depan cermin kita akan mendapatkan bahwa kita mengalami penuaan, pandangan menjadi kabur, rambut menjadi putih, gigi mulai rapuh dan tulang otot mulai kendur.

Kita mendapatkan banyak orang yang kemarin masih segar bugar,dan duduk untuk minum bersama, hari ini ada yang telah jatuh sakit. Kita mengenal banyak teman yang pada malam sebelumnya masih bersenda gurau dengan kita, tetapi keesokan paginya telah meninggal dunia.

Bagi orang yang sangat kita cintai dan kita sayangi, tidak perduli dulu atau sekarang, yang pasti pada akhirnya akan berpisah juga dengan kita di kemudian hari. Bagi mereka yang saling berhutang, selamanya akan berbelit dan pasti bertemu lagi di tempat yang sama, tidak akan terlepas dan tidak akan bisa menghindar.

Kita pernah membuat banyak sekali perencanaan dalam hidup, membuat pedoman dalam kehidupan, tetapi acapkali pada saat-saat yang paling penting akan muncul perubahan-perubahan yang tidak bisa diselesaikan.

Walaupun kita lagi bersantai di hari yang sangat cerah, di dalam lubuk hati juga bisa muncul kejengkelan lama dan kekuatiran baru yang teraduk menjadi satu. Bila kesengsaraan dan kegembiraan diletakkan di kedua sisi, dan kejengkelan diletakkan ditengah-tengah, maka selamanya tidak akan ada waktu santai.

Di dalam kehidupan ini terdapat banyak sekali situasi keadaan yang tidak bisa dikelola, kenyataan ini sangatlah menyedihkan dalam kehidupan ini.
Untunglah, tidak bisa dikelola bukan berarti tidak bisa dipikirkan, tidak bisa diperhatikan, dan tidak bisa disadari. Jika seseorang bisa mengerti akan hal ini, boleh dikata bahwa kecerdasan orang tersebut telah terbuka secara mendasar.

Di dalam sejarah panjang dalam bereinkarnasi, jiwa manusia merupakan proses yang sangat pendek : senang, marah, sedih, gembira, cinta, benci dan nafsu dalam tujuh perasaan merupakan buih-buih dalam proses itu. Bila buih-buih itu tersinari oleh matahari, dia juga bisa merefleksikan warna yang menarik. Bagaimanapun juga dia itu berputar, berubah, muncul dan musnah.

Siapa yang bisa membuat buih itu tetap tinggal? Siapa yang bisa mengelola aliran sungai? Siapa bisa mengelola kecantikan yang indah bagaikan sinar mentari? Siapa yang bisa mengelola kesedihan yang merisaukan bagaikan mendung dan hujan?

Jika bisa menikmati cantik dalam kecantikan, menyadari sengsara dalam kesengsaraan, dan meneliti risau dalam kerisauan , serta di dalam setiap proses kehidupan, setiap episode dalam hidup ini selalu mempertahankan perasaan hati yang teguh, berlapang dada serta menjaga kewibawaan maka cukuplah sudah. [Liana Ng / Jakarta]



ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA