KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 15 Mei 2012

PERADABAN, MASYARAKAT & PENYAKIT MODERN (1)

Ilmu pengetahuan modern sangat memengaruhi orang. Dewasa ini, masyarakat menjalani peradaban modern dan menderita penyakit baru.

Dasar dari ilmu pengetahuan modern adalah pengamatan secara langsung. Dilakukan terhadap objek nyata yang terlihat, ilmu pengetahuan modern memberlakukan metode pemeriksaan yang kualitatif dan kuantitatif.

Betapa majunya peradaban kita dewasa ini, jika kita dengan tenang mene-ngok kembali sejarah peradaban manusia, secara obyektif menganalisis penemuan arkeologi, dan dengan seksama mempertimbangkan kembali fenomena yang tidak diketahui, kita akan menyimpulkan bahwa penelitian ilmiah masa kini hanya salah satu kemungkinan dari banyak jalur yang bisa dieksplorasi.

Adalah kekeliruan jika meyakini bahwa kita hanyalah satu-satunya peradaban manusia yang pernah ada. Banyak penemuan yang menunjukkan bahwa peradaban prasejarah lainnya juga pernah eksis. Untuk mengeksplorasi lebih teliti dan memahami lingkungan kita dan alam semesta dimana kita hidup, kita harus secara terbuka melihat metode ilmiah lainnya, yang mungkin benar-benar berbeda dari diri kita sendiri.

Jika kita menolak keras kemungkinan adanya metode lain, secara tidak langsung kita membiarkan emosi kita membatasi diri kita daripada menerima pola pikir ilmiah yang sejati. Jika kita menerobos kepercayaan, konsep, dan pengondisian yang kita peroleh setelah kelahiran, kita pasti akan menemukan ilmu yang lebih berkembang.

Ilmu pengetahuan modern lebih banyak melakukan perusakan dan pencemaran lingkungan hidup dan secara tidak langsung membantu meracuni tubuh kita. Sebagai imbalannya, kesenangan seseorang hanya berjangka pendek. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern mengajarkan orang untuk berjuang mendapatkan materi, untuk memanjakan diri.

Sebagian orang berpendapat hidup kita saat ini jauh lebih baik daripada orang kuno. Tampaknya kita tidak bisa membayangkan apakah orang-orang zaman kuno juga merasa senang.

Sebenarnya, orang kuno juga bahagia. Mereka selaras dengan alam—pegunungan hijau, air yang biru, burung terbang, dan awan putih. Mereka tanpa beban. Mereka hidup dalam alam pembebasan, eksis di dunia di mana seseorang selaras dengan rencana Tuhan.

Itu adalah kebahagiaan yang sejati—kebahagiaan yang mendalam, berkelanjutan, damai, dan nyaman. Kebahagiaan semacam itu dapat memelihara hati dan tubuh seseorang.

Sebaliknya orang modern berjuang terlalu keras hingga menyakitkan, selalu sibuk, dan tidak pernah menikmati kebahagiaan dari sisi lain. Banyak manusia modern telah kehilangan kebajikan manusia, seperti kepedulian, ketekunan, toleransi, kedamaian, dan kesopanan.

Lima rasa harus seimbang, seseorang tidak bisa terikat pada satu hal pun.

Dalam peradaban modern, manusia telah dibebani dengan meningkatnya jumlah penyakit modern. Bagaimana pendekatan dari masalah ini? Hanya dengan melepaskan keterikatan dari ilmu pengetahuan modern dan peradaban modern kita baru mampu memahami dan memecahkan masalah.

* Ketidakseimbangan Yin dan Yang

Budaya Tiongkok kuno percaya bahwa interaksi antara Yin dan Yang menciptakan alam semesta dan semua materi.

Gerakan alam semesta, termasuk semua materi, mengikuti aturan saling menghidupi dan keseimbangan Yin dan Yang. Tubuh manusia adalah alam semesta kecil. Meskipun memiliki pola gerakan tersendiri, namun juga berhubungan dengan seluruh alam semesta.

Orang kuno memiliki banyak pepatah yang dimaksudkan untuk mengajar orang tentang hubungan antara membina kehidupan dan perubahan musim. Berikut adalah beberapa pepatah kuno:

• Manusia mengikuti langit dan bumi dan selaras dengan matahari dan bulan.

• Mengikuti alam, mencegah Qi buruk masuk dari luar, memelihara yang di musim semi dan musim panas, dan memelihara yin di musim gugur dan musim dingin.

• Jika seseorang menentang Qi musim semi akan merusak hati, jika menentang qi musim panas akan merusak jantung, jika menentang Qi musim gugur akan merusak paru-paru, dan jika menentang Qi musim dingin akan merusak ginjal.

Setiap saat hidup harus tertib dan selaras dengan perubahan Yin dan Yang.

Orang kuno juga mengatakan seseorang yang mengumpulkan Qi Yang harus menghabiskan waktunya di luar rumah saat siang hari. Saat matahari terbit di pagi hari, Qi akan muncul. Qi berada pada puncaknya di siang hari dan memudar di sore hari.

Gerbang Qi tertutup setelah gelap, sehingga seseorang sebaiknya juga tidak aktif karena akan mengganggu tendon dan tulang setelah matahari terbenam. Jika seseorang membalikkan jadwal ini, tubuhnya akan menderita.

Jelaslah jika aktivitas seseorang bertentangan dengan hukum musim dan Yin dan Yang yang berlaku pada hari itu, tubuh manusia akan berada dalam kekacauan. Hasilnya adalah ketidakseimbangan Qi dan darah dan dapat mengakibatkan penyakit. Bukankah kehidupan malam dan semua kesenangan lainnya dewasa ini tidak selaras dengan perubahan Yin dan Yang di alam semesta?

Orang kuno mengatakan bahwa kebanyakan penyakit disebabkan oleh sikap waspada di pagi hari, mengantuk di siang hari, adanya rangsangan di sore hari, dan aktif di malam hari.

Ini berarti bahwa gejala penyakit yang timbul memiliki hubungan tertentu dengan perubahan yin dan yang. Banyak orang telah mengalami hal ini, yang juga dikonfirmasi oleh pengobatan modern.

Orang kuno mengenal Tao, mengikuti aturan yin dan yang, dan mematuhi aturan metafisik. Mereka menahan diri dalam kebiasaan makan, bangun dan tidur secara teratur, dan tidak pernah memosisikan diri dalam kondisi tegang dalam pekerjaan. Mereka hidup sesuai waktu yang telah ditakdirkan, sering hidup lebih dari 100 tahun.

Dewasa ini berbeda. Orang-orang mengonsumsi alkohol dan memanjakan diri dalam aktivitas yang abnormal. Ketika mereka mabuk, mereka menguras energi vital.

Orang tidak tahu bagaimana memelihara energi vital mereka dan tidak mengatur waktu dengan seksama untuk menghemat energi. Banyak orang hanya peduli terlibat dalam kesenangan. Mereka mengalami pasang surut, dan perilaku mereka tidak menentu. Inilah sebabnya mengapa banyak orang mulai melemah di usia 50 tahunan. [Renata Koh / Jakarta] Bersambung ...

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA