KEHIDUPAN | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 11 Mei 2012

BELAJAR BERSYUKUR, MENGAGUMI, MEMBERI DAN TOLERAN

Gaya hidup dewasa ini dipenuhi kesibukan, namun sebagian orang berada dalam masalah kejiwaan. Sebenarnya bila menguasai prinsip, dengan sendirinya dapat melihat dengan jelas akan banyak hal.

* Cara pertama: Mengubah sikap.

Kita tidak bisa mengubah masalah yang telah terjadi, tetapi kita bisa mengubah sikap kita untuk menghadapi masalah itu. Luka yang diderita oleh seseorang dari sebuah masalah yang terjadi tidak akan lebih parah dari pandangan dia terhadap masalah yang telah terjadi itu. Masalah itu sendiri tidak penting, yang paling penting adalah pandangan orang tersebut terhadap masalah ini.

* Cara kedua : Menikmati atau mengagumi proses, agar setiap hari menjadi menarik.

Kehidupan ini adalah sebuah proses, bukan sebuah hasil, jika Anda tidak bisa menikmati atau mengagumi proses, hasilnya akan bagaimana semua orang sudah tahu. Kehidupan ibarat tanda kurung, kurung yang sebelah kiri adalah kelahiran, kurung yang sebelah kanan adalah kematian. Pekerjaan yang hendak kita lakukan adalah mengisi diantara tanda kurung kiri dan kanan itu, harus memperjuangkan mengisi penuh tanda kurung itu dengan kehidupan yang menarik dan hati yang bersahaja.

* Cara ketiga : Hidup pada saat ini.

Ada orang yang bertanya kepada seorang biksu agama Buddha tentang arti dari hidup pada saat ini? Biksu itu menjawab, makan adalah makan, tidur adalah tidur, inilah yang disebut hidup pada saat ini. Hidup pada saat ini adalah membuat semua orang bergembira pada saat sekarang ini. Jika sekarang ini Anda tidak bergembira, maka itu bukan hidup pada saat ini.

Tentunya, hidup pada saat ini bukan berarti hari ini ada arak lalu mabuk pada hari ini, tetapi meskipun hari ini ada arak Anda tidak mabuk agar esok tidak ada kerisauan. Hidup dalam proses dengan waktu yang akan datang sebagai panduan.

Hidup pada saat ini, harus belajar untuk menemukan setiap hal baik yang terjadi pada diri sendiri, harus yakin pada kehidupan sendiri yang sedang membentang dengan cara yang paling baik. Jika Anda tidak bisa hidup pada saat ini, maka Anda akan kehilangan saat ini.

* Cara keempat: Perasaan independen.

Perasaan independen adalah jangan membiarkan sumber kebahagian diri sendiri didirikan diatas perilaku orang lain. Ada orang yang selalu mengkhawatirkan masa depan, selalu bermuram hati. Jangan menyusahkan diri sendiri padahal tidak ada gangguan apa-apa. Jika hal yang Anda kawatirkan itu tidak bisa Anda kendalikan, maka biarkan terjadi dengan wajar. Kita hanya bisa memikirkan hal-hal dalam kemampuan diri sendiri. Jika dalam kemampuan diri sendiri maka berusahalah sekuat tenaga, jika tidak dalam kemampuan diri sendiri maka biarkanlah.

* Cara kelima: Belajar untuk bersyukur.

Di Barat mempunyai Hari Thanksgiving, pada hari itu semua orang akan bersyukur dan berterima kasih pada orang lain yang pernah memberikan bantuan. Kebanyakan orang akan mengirimkan sebuah SMS kepada semua orang atas dukungan dan kasih sayang mereka, berterima kasih kepada mereka atas bantuan yang pernah mereka berikan.

Anda mengirimkan sebuah SMS, maka orang lain pasti akan membalas, dengan demikian akan terjadi reaksi berantai, maka Hari Thanksgiving tersebut akan dilewatkan dengan sangat menyenangkan bagi semua orang, hubungan antar manusia akan berubah menjadi lebih harmonis. Bersyukur bisa membuat perasaan hati seseorang menjadi baik. Ada sebuah pepatah dari Barat yang mengatakan: Dengan perasaan kasih makan sayuran, lebih nikmat dari pada makan daging sapi dengan perasaan dendam.

* Cara keenam: Surga atau neraka timbul dari hati.

Ada sebuah cerita yang sangat menarik. Tuhan membawa seseorang pergi ke neraka, dia menemukan orang-orang yang berada di neraka semuanya kurus kering. Mereka menggunakan sendok khusus, tapi pegangan dari sendok itu sangat panjang dan kepala sendok sangat kecil, bukan hanya diri sendiri sama sekali tidak bisa makan, bubur yang disendok pun berserakan diatas lantai. Akhirnya bubur dalam kuali habis tumpah semua, mereka lalu saling menyalahkan dan dendam satu dengan yang lain.

Tuhan juga membawa orang tersebut pergi ke surga, orang tersebut menemukan semua orang di surga bersukaria dan mereka semua orang bertubuh padat. Mereka menggunakan sendok yang berbentuk sama seperti yang ada di neraka, juga makan bubur yang sama, tetapi mereka saling menyuapkan bubur yang telah di sendok kepada orang lain. Dia menyuapkan bubur kepada orang itu, dan orang itu menyuapkan bubur kepada dia, akhirnya semua orang bisa menikmati bubur itu.

Kisah cerita tersebut menjelaskan harus bisa belajar melayani dengan baik kepada orang-orang yang berada disamping kita. Jika Anda menganggap orang lain sebagai iblis, maka Anda akan hidup didalam neraka. Jika Anda menganggap orang lain sebagai malaikat, maka Anda akan hidup didalam surga. Jika Anda bisa mengubah orang lain menjadi iblis, maka Anda sedang menciptakan neraka. Jika Anda bisa mengubah orang lain menjadi malaikat, maka Anda sedang menciptakan surga. Bagaimana baru bisa mengubah orang lain menjadi malaikat? Harus bisa belajar bersyukur, mengagumi, memberi dan bertoleransi. [Leslie Cheung / Jakarta]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA